A. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial
untuk Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di
Indonesia. Potensi tenaga air tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan pemanfaatan air sebagai energi primer, terjadi penghematan
penggunaan bahan bakar.
B. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian
oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang
digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair
maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan
wujud cairnya.
Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam bahan bakar.PLTU
menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air
dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu
bahan bakar dan udara yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang
bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran yang mengubah bahan
bakar menjadi energi panas/ kalor.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam
Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses
yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan
ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke
turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan
tinggi, menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam
generator menjadi energi listrik.Dari
turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan
menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin dalam
jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah
pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka
dapat digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari
kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air
akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel
berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air
akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa
dan dipompakan kembali ke dalam ketel.
C. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)
Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan
kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan
dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap
bertekanan tinggi.
Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan
sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Umumnya 1 blok PLTGU
terdiri dari 3 unit PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit PLTU. Daya listrik yang
dihasilkan unit PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena daya
turbin uap unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG.
Dalam pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan
mengikuti saja. PLTGU merupakan pembangkit yang paling efisien dalam
penggunaan bahan bakarnya.Secara umum HRSG tersebut adalah pengganti
boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam
ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan
memutar generator untuk menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi PLTGU
lebih baik dari pusat listrik termal lainnya mengingat listrik yang
dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG ditambah PLTU
tanpa bahan bakar.
D. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk
pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip
kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah
uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP
biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya
operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu
membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar
terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi
siklus perubahan energi pada PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu
kantong uap di perut bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat
air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran
dilakukan di atas permukaan bumi menuju kantong uap tersebut, hingga uap
dalam kantong akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin
uap penggerak generator. Setelah menggerakkan turbin, uap akan
diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali ke dalam
perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap
ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun
harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat
siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang
menggunakan energi terbarukan.
E. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar),
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban
kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik
pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan bahan
bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan
pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan
untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik. Untuk
meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar dinaikkan
tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini
digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah
dan 4 langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga
dalam putaran toraknya. Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan
pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran. Sedang pada mesin 4 langkah,
tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran. Seharusnya
mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4
langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar silindernya tidak
sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai 1,8
kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTD :Selain kedua
jenis mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang
berputaran tinggi (high speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau
berputaran rendah (low speed) dengan bentuk yang lebih besar.
F. PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya)
Pada prisipnya panel surya Solar Cell mengubah sinar matahari menjadi
energi listrik yang kemudia disimpan dalam batterei atau aki untuk
digunakan setiap saat. Digunakan secara besar-besaran, untuk lingkungan
tertentu atau satu unit rumah atau bangunan.
G. PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak yang merupakan
sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang
turun-naik atau bergulung-gulung, merupakan energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang.
H. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas
(PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar
PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan
bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.Prinsip
kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan dalam
kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu
tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan
bakar.
Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung
dibakar dengan udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung
dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus
dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan
dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah
melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack.
Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat
yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari
lubang pada turbin. Untuk mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu
tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam
Potasium, Vanadium dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
I. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Selain dengan cara pengelolaan tersebut di atas ada cara lain yang
akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung yaitu sampah dimanfaatkan
menjadi sumber energi listrik (Waste to Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga sampah) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai berikut :
- Pemilahan sampah,Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih
dapat di daur ulang. Sisa sampah dimasukkan kedalam tungku Insinerator
untuk dibakar.
- Pembakaran sampah,Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran
yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu
pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di atas
1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat
sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
- Pemanfaatan panas,Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang
dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan
generator listrik.
- Pemanfaatan abu sisa pembakaran,Sisa dari proses pembakaran sampah
adalah abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya
kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini
akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan
lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan
bangunan.
Dikota-kota besar di Eropah, Amerika, Jepang, Belanda dll waste energy
sudah dilakukan sejak berpuluh tahun lalu, dan hasilnya diakui lebih
dapat menyelesaikan masalah sampah. Pencemaran dari PLTSa yang selama
ini dikhawatirkan oleh masyarakat sebenarnya sudah dapat diantisipasi
oleh negara yang telah menggunakan PLTSa terlebih dahulu. Pencemaran-
pencemaran tersebut seperti :
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil
sampingan dari sintesa kimia pada proses pembakaran zat organik yang
bercampur dengan bahan yang mengandung unsur halogen pada temperatur
tinggi, misalnya plastic pada sampah, dapat menghasilkan dioksin pada
temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di tempat pembuangan
akhir sampah (TPA) (Shocib, Rosita, 2005).PLTSa sudah dilengkapi dengan
sistem pengolahan emisi dan efluen, sehingga polutan yang dikeluarkan
berada di bawah baku mutu yang berlaku di Indonesia, dan tidak mencemari
lingkungan.
Hasil dari pembakaran sampah yang lainnya adalah berupa residu atau abu bawah (bottom ash) dan abu terbang (fly ash)
yang termasuk limbah B3, namun hasil-hasil studi dan pengujian untuk
pemanfaatan abu PLTSa sudah banyak dilakukan di negara-negara lain. Di
Singapura saat ini digunakan untuk membuat pulau, dan pada tahun 2029
Singapura akan memiliki sebuah pulau baru seluas 350 Ha (Pasek, Ari
Darmawan, 2007).PLTSa akan memanfaatkan abu tersebut sebagai bahan baku
batako atau bahan bangunan.
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang
tidak sedap baik saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan
mengganggu kenyamanan bagi masyarakat umum.Untuk
menghindari bau yang berasal dari sampah akan dibuat jalan tersendiri
ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling bagunan PLTSa akan
ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar.
J. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik
konvensional, yaitu ; air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak
apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan
generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada
pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas
menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas. Dampak
dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox), serta
debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan
ter-emisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang
bisa menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada
PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan
dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara
terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan
bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2,
atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam
berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan
pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang
dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas
dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan
di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
K. PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)
Energi pasang surut (tidal energy) merupakan energi yang terbarukan.
Prinsip kerja nya sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air
dimanfaatkan untuk memutar turbin dan mengahasilkan energi listrik.
2. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MASING-MASING PEMBANGKIT LISTRIK ?
PLTA
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
- Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
- Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
- PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
- Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
- Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.
- Tidak menyebabkan polusi gas rumah kaca
Kelemahan PLTA :
- Mebutuhkan inventasi yang besar
- Membutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik yang berkapasitas besar
- Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang
angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi
angin, dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang
besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas. Memerlukan
lapangan yang luas dan terbuka (mengurangi areal pertanian dan
bangunan). mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian. Derau aerodinamis merupakan
masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu
dibatasi di bawah 70m/s.
PLTU
Kelebihan :
- Efisiensi Tinggi.
- Cocok untuk memenuhi beban dasar.
- Daya yang dihasilkan besar.
- Bisa menggunakan segala jenis bahan bakar (cair, padat, atau gas).
- Biaya perawatan murah (penggantian suku cadang tidak terlalu sering).
- Usia mesin lebih lama.
- Tidak terlalu sering diadakan pemeriksaan bagian –bagian turbin
Kekurangan :
- Proses start lama.
- Membutuhkan lahan yang luas.
- Membutuhkan air pendingin yang cukup banyak sehingga biasanyaditempatkan didaerah yang dekat dengan sumber air yang melimpah.
- Investasi awal mahal.
- Proses pembangunan lama.
- Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau residu).
- Fondasi berat
PLTGU
Kelebihan PLTGU sebagai berikut :
- Dapat memperbaiki efisiensi (dibandingkan yang hanya menggunakan PLTG).
- Daya yang dihasilkan menjadi lebih besar.
- Pembangunan dapat dilakukan secara bertahap (pertama dibangun PLTG danselanjutnya ditambah PLTU).
- Dapat dibangun dengan beberapa turbin gas dan HRSG untuk satu
turbin uapsehingga pengoperasian PLTG dapat bergantian tanpa melakukan
shutdown pada bagian PLTU.
- Jumlah air pendingin tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan PLTUkonvensional untuk daya yang sama.
- Proses start lebih cepat dibandingkan PLTU konvensional.
- Tidak membutuhkan lahan yang luas.
- Emisi lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar gas
Kerugian:
- Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau residu).
- Proses pembangunan lama.
- Membutuhkan lahan yang luas.
PLTP
Kelebihan :
- Biaya operasional lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar,
Kekurangan :
- memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
PLTD
Kelebihan :
- Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
- lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas
bisa disesuaikan, malahan di desa terpencil dengan pengguna sedikit,
Kekurangan :
- menggunakan sumber daya alam terbatas/tak terbaharukan/fosil
PLTS
Kelebihannya :
- Memanfaatkan sinar matahari tanpa biaya,
- cocok sekali untuk daerah tropika
- Praktis dan hemat
- Energi yang terbarukan/ tidak pernah habis
- Bersih, ramah lingkungan
- Umur panel sel surya panjang/ investasi jangka panjang
- Praktis, tidak memerlukan perawatan
- Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Kekurangan :
- Ketergantungan oleh sinar matahari, tetapi untuk hal ini diatasi dengan kekuatan penyimpanan aki/baterei
- Biaya awal relatif mahal
PLTO
Kelebihan :
- energi bisa diperoleh secara gratis,
- tidak butuh bahan bakar,
- tidak menghasilkan limbah,
- mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah,
- serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai
Kekurangan :
- Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak,
- Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
PLTG
Kelebihan :
- Fleksibel dalam pengoperasian.Start– stopcepat.
- Cocok untuk memenuhi beban puncak
- Fondasi lebih ringan.
- Masa pembangunan cepat.
- Tidak membutuhkan lahan yang luas.
- Bisa dibangun di daerah padat ( pusat kota ).
- Ramah lingkungan.
- Investasi awal cukup murah.
Kekurangan :
- Spare part mahal.
- Perlu sering dilakukan pemeriksaan terhadap area yang dilewati gas panas.
- Daya yang dihasilkan rendah.
- Usia tidak panjang.
- Efisiensi rendah.
- Hanya bisa menggunakan bahan bakar jenis tertentu (cair dan gas).
PLTSa
Kelebihan :
- PLTS menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Hal ini berarti mambantu menutupi defisit energi listrik
PLN. Jadi, sudah waktunya sampah diolah jadi energi listrik. Dengan
begitu, krisis listrik yang dihadapi dapat teratasi dan tarif pun bisa
murah.
- Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola tetapi juga
masyarakat sekitar. Adanya PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat
menggunakan listrik dengan gratis. Solusi ini dapat mencegah penolakan
masyarakat sekitar terhadap keberadaan TPA.
Kekurangan :
- dibutuhkan sampah dalam jumlah besar, yang mengakibatkan
diperlukannya beaya tinggi untuk penyediaan sampah itu atau untuk
mengganti kekurangan sampah itu dengan energi lain
- proyek tersebut bukan proyek yang mendatangkan untung
- mencemari lingkungan hidup dan mendatangkan penyakit
- akan memicu orang-orang untuk memerbesar produksi sampah
PLTN
Keuntungan :
- Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) –
gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat
dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
- Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti
karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida,
partikulate atau asap fotokimia.
- Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
- Biaya bahan bakar rendah – hanya sedikit bahan bakar yang
diperlukan. Ketersedian bahan bakar yang melimpah – sekali lagi, karena
sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
Kekurangan :
- Risiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).
- Limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun
PLTPS
Keuntungan
- Setelah dibangun energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara gratis,
- tidak membutuhkan bahan bakar,
- tidak menimbulkan efek rumah kaca,
- produksi listrik stabil karena pasang surut air laut bisa diprediksi.
Kekurangan
- bukan energi masa depan karena memiliki berbagai kelemahan.
- Biaya pembuatan dam mahal dan merusak ekosistem dipesisr pantai.
3. MENURUT ANDA MANA PEMBANGKIT LISTRIK YANG COCOK UNTUK INDONESIA? JELASKAN !
Pembangkit listrik yg cocok di Indonesia adalah PLTO (Pembangkit
Listrik Tenaga Ombak) dan PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)
di karenakan Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang memiliki banyak
sekali perairan lautnya. Dan kedua pembangkit itu menggunakan tenaga
dari air laut yang bergerak memutarkan turbin yang memutarkan generator
yang akan menghasilkan Listrik.
PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)